Popular Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Menjadi Pahlawan Sejati






Kita mungkin sering mendengar atau bahkan tidak asing lagi dengan naskah pembukaan konstitusi yang diterapkan di negeri ini, yakni Pembukaan UUD 1945. Terutama bagi sahabat yang saat ini duduk di bangku sekolah, pasti tidak asing lagi dan selalu mendengarnya dibacakan pada setiap upacara bendera hari senin.

Kalau kita perhatikan dengan seksama pada alinea atau paragraf ke-2, maka kita akan menemukan teks sebagai berikut:


Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”


Dan ini pada alinea ke-3:


“Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”


Artinya apa?

Artinya bahwa para pahwalan(baca: Mujahidin dan Syuhadah) kita terdahulu yang sangat berjasa telah berjaya dalam mengusir penjajah. Mereka yang berkorban harta dan nyawa gugur satu demi satu lalu telah mengantarkan bangsa kita ke depan pintu gerbang kemerdekaannya. Ingat garis bawahi kata “mengantarkan” dan “pintu gerbang”. Jadi perkara anda mau merdeka(analoginya masuk ke pintu gerbang itu) atau anda mau terjajah kembali seperti dahulu ya itu pilihan anda. Ingat, pilihan anda sangat mempengaruhi masa depan bangsa ini wahai generasi muda! Dan saya yakin anda tidak mau kan mengecewakan pahlawan?

Mereka yang gugur itu tidak lah sia-sia wahai sahabat! Kata Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam al-Qur’an:

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (TQS. Ali ‘Imran[3] : 169)


Jadi sangat luar biasa amal para mujahidin dan syuhadah itu sahabat! Allah hapuskan dosa-dosanya  mulai darah pertama menetes jatuh di jalan Allah. Dan sudah pasti mereka masuk surga tanpa hisab. Lantas kita yang hidup di masa sekarang ini bisa kah menggapai amal yang sama seperti para pahlawan? Jawabnya bisa sobat, bahkan bisa jadi amal yang lebih besar lho! Ku dapat melihat engkau tersenyum riang saat ku katakan ini. Hehe..

Amal apa itu? Jreng.. jreng.. udah mulai gak sabar ya??? Hehe

Sabar-sabar, tenang. Sebelumnya mari kita bahas “Apa itu Pahlawan?”

Pahlawan dari katanya aja udah jelas, yang paling nonjol adalah kata “Lawan”. Eits.. tunggu dulu, jangan disalah artikan dulu ya sobat, pahlawan disini bukan berarti orang yang melawan seperti melawan orang tua, melawan guru dab. Kalau itu mah namanya bukan pahlawan kebenaran tapi justru melawan kebenaran. Bukannya dapat pahala itu malah dapat dosa.

Pahlawan yaitu mereka yang senantiasa berjuang melawan kejahatan yaitu melawan penjajahan, ketidak adilan, kezhaliman, kesewenang-wenangan untuk terwujudnya kemerdekaan. Gitu lho.

Pertanyaan selanjutnya apakah kita sudah merdeka? Apakah Indonesia sudah merdeka? Apakah Indonesia masih butuh pahlawan?

Kalau kita mau lihat dengan jujur dengan sangat menyesal kita bisa katakan negeri ini BELUM MERDEKA. Ya iya, kita lihat saja. Kekayaan negeri nyiur melambai ini, dari puncak gunung hingga dasar lautnya melimpah ruah tapi asik dikuasai asing aja, kalau gak asing ya aseng. Hehe.. jangan tersinggung ya, mata saya juga sipit tapi saya bukan penjajah. Oke? 

Kalau kata Orang Seni di Medan “Indonesia itu sebenarnya kaya, tapi entah kemana kayanya”. Ya begitulah kira-kira. Penyebabnya tidak lain adalah masih diterapkannya sistem dan aturan kufur warisan penjajah, yaitu Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal atau Kapitalisme.

Kalau kita perhatikan bener-bener guru IPS kita waktu menjelaskan di SMP, pasti kita pernah mendengar bahwa penjajahan yang dilakukan orang-orang kafir barat atas negeri-negeri kaum Muslimin itu gak lain yaitu untuk mencari yang namanya 3G. G yang pertama Gold (emas) atau kekayaan. G selanjutnya adalah Glory yang artinya kejayaan atau kekuasaan. Dan G yang terakhir adalah Gospel, yakni menyebarkan Agama Kristen. Karena dengan berpindahnya keyakinan(baca: pemurtadan secara paksa) kaum muslimin menjadi kristen dapat setidaknya mengurangi perlawanan bangsa-bangsa yang terjajah, karena sudah hilanglah semangat jihad dan menjadi satu akidah kristen jadi tidak mungkin berperang sehingga dengan mudah mereka menguasai kita dan memecah belah persatuan kita. Kalau saat itu pun terjadi konflik antar orang kristen di masa penjajahan, hal itu hanya terjadi atar sekterian saja antar katolik dan protestan, namun pada hakikatnya dapat kita sipulkan bahwa agama ini disebarkan oleh penjajah dengan maksud tertentu. Tidak pernah kemudian ada orang yang murtad lalu dengan gagahnya melawan penjajah, kecuali jika ia kembali menjadi seorang Muslim.

Coba kita bandingkan kalau dulu ada VOC sebagai alat penjajah. Maka sekarang kita bisa lihat banyak perusahaan-perusahaan asing dari berbagai negara di Indonesia berdiri menguras kekayaan negeri kita seperti Freeport, Exxon, Total, Chebron, Cell dll. Padahal Sumber Daya Alam(SDA) itu semua adalah milik umum, milik kita. Jadi apa namanya ini kalau bukan penjajahan?

Kalau dulu penjajahan bisa berkuasa dengan jalur kekerasan militernya, dijajah secara fisik istilahnya. Maka sekarang kita dijajah secara non-fisik, mereka bisa masuk dan berkuasa melalui lobi-lobi politik. Melalu apa yang disebut demokrasi, mereka angkat antek-antek mereka, sekutu-sekutu mereka, boneka mereka untuk dijadikan pemimpin di banyak negeri-negeri jajahan. Itulah Demokrasi Ekspor Amerika Paling Mematikan, kata salah seorang penulis mantan perwira Amerika. Tahulah sobat demokrasi itu mahal harganya, untuk jadi pejabat butuh dana besar untuk kampanye, kesan-kemari, blusukan dan segala biaya-biaya lainnya. Kemana coba mereka dapatkan itu kalau bukan dari kapitalis(pengusaha jahat)? Sehingga ketika pejabat terpilih maka yang ada dalam benaknya kalau tidak korupsi ya pasti jual beli kekuasaan, buat UU yang semua atas kepentingan kapitalis, UU Pritatisasi, UU Penanaman Modal sampai-sampai UU yang menyangkut hak hajat orang banyak pun digadaikan. Singkat kata apapun akan dilakukan untuk bayar hutang, makanya banyak yang kalah dan gak bisa bayar hutang jadi lah gila. Bukan DemoCRAZY namanya kalau tidak buat gila.

Kalau kita dijajah secara militer, maka cara melawannya jelas, yaitu menghadirkan kekuatan militer sebesar-besarnya untuk mengalahkan penjajah. Tapi gimana caranya ngelawan suatu hal yang gak nampak?

Pasca Perang Dunia II, tatacara penjahan diubah, sekarang yang kita sebut “Neo Kolonialisme” atau Penjajahan Gaya Baru, yaitu kayak yang saya sebut tadi, mereka gak lagi pakai kekuatan otot tapi pakai kekuatan otak, perang pemikiran namanya. Mereka gak lagi pakai militer, tapi pakai politik.

Lantas kita harus masuk ke parlemen dong? Ya enggak dong, itu bunuh diri namanya. Coba bayangin anda diajak perang oleh musuh, tapi tempat dan waktu musuh yang terntukan, persenjataan anda pun musuh yang sediakan. Memang andanya mau seperti itu? Tentu tidak, karena kalau seperti itu pasti kita mati konyol. Begitu juga demokrasi yang merupakan sistem kufur, kalau kita mau masuk kesana sama aja masuk ke mulut singa yang gak pernah kenyang dengan mata dan kaki terikat, artinya anda dicampakkan oleh mereka dan anda takkan pernah menang! Percayalah.

Indonesia sudah berkali-kali ganti konstitusi dan ideologi. UUD 45 saja sudah 4x revisi. Tahun 1950 pernah diterapkan UUDS 1950 yang artinya meniadakan UUD 45. Pernah juga kita mengadopsi demokrasi terpimpin ala Sosialisme pada era Soekarno, inilah pintu masuk Komunisme. Kita juga pernah menerapkan demokrasi yang katanya ‘demokrasi pancasila’. Dan sekarang kita menerapkan Demokrasi Liberal dan semakin liberal.

Semua sistem kufur telah kita coba dan kita gagal mensejahterakan rakyat. Satu yang belum dicoba dan terbukti berhasil, yaitu Syariah Islam yang diterapkan dalam sistem Khilafah. Olehnya dapat mempersatukan 2/3 dunia yang diisi manusia dari latar belakang ras, budaya, agama dan letak geografis yang berbeda selama 13 abad, sejak masa kepemimpinan Rasulullah hingga masa Khalifah terakhir Abdul Majid bin Abdul Hamid II. Mereka hidup dengan damai, Itulah Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

Apa gak aneh ya. Kita Indonesia, negeri dengan mayoritas muslim terbesar di dunia tidak mau menerapkan Syariah Islam, padahal itu adalah konsekuensi keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan identitas kita sebagai muslim. Apalagi kalau kita sampai antipati pada Syariah Islam bahkan sampai menghalang-halangi tegaknya dengan alasan toleransi, pluralisme, demokrasi dan lainya. Naudzhubillah. Memang kita hidup untuk siapa? Untuk manusia??? Ya untuk Allah lah! Kita lahir karena Allah! Kita gak pernah kan disuruh beli badan ini, disuruh beli jiwa ini? Ini semua dari Allah, kita hanya disuruh tunduk pada atura-Nya masak gak mau? Indonesia Milik Allah, maka sepantasnya diterapkan aturan Allah.

Nah setelah kita tau solusi tuntas bagi Indonesia dan dunia ini, yaitu Syariah Islam dari Pemilik Jagad Raya, Allah Subhanah Wa Ta’ala. Maka kita harus tahu gimana jalan perjuangannya! Kan gak mungkin Syariah Islam kita perjuangkan melalui jalan yang justru melanggar Syariah seperti demokrasi yang jelas-jelas mendepak hak Allah sebagai satu-satunya pembuat hukum.

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah” (TQS. Yusuf: 40)



“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir” (TQS. Al-Ma’idah: 44)

Untuk mengetahuinya, maka kita lihatlah sejarah perjuangan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, suri tauladan kita, contoh yang terbaik. Setelah Beliau menerima wahyu, beliau lalu menyebarkan dakwah Islam, yang pertama kepada keluarga dan sahabar dekatnya. Para generasi awal Islam kemudian dibina oleh Rasulullah di rumah Arqam bin Abi Arqam. Singkat cerita, dari para pengemban dakwah yang dibina ini, kemudian mereka terjun ke masyarakat untuk menyeru kepada Islam. Rasulullah dan para sahabatnya ini pergi ke sana kemari ke berbagai suku dan kabilah untuk menawarkan Islam. Singkat cerita, tersebutlah suatu kota namanya Yastrib(Sekarang  Madinah al Munawarah), penduduknya menerima Islam dengan sangat terbuka. Kaum Muslimin pun hijrah(berpindah) kesana, disana melalui bai’at Aqabah II Rasul diangkat menjadi pemimpin mereka untuk menjalankan hukum-hukum Islam, Daulah Islam pertama pun tegak.

Kalau sekarang bagaimana? Dakwah kita sekarang adalah menyeru orang kafir untuk masuk Islam. Mengingatkan individu muslim untuk terus menjalankan Islam secara total. Menyeru umat Islam agar sadar akan kewajibannya menerapkan Syariah dan Khilafah. Dan tak lupa menyeru pemimpin mereka, pemimpin negeri-negeri muslim agar mau memberikan kekuasaanya untuk diterapkan Syariah Islam.

Bagaimana kalau dakwah kita justru dimusuhi oleh penguasa? Gimana kalau kita ditangkap? Atau bahkan dibunuh?

Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

"Penghulu para syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemungkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya." (HR. al-Hakim).


Be A Real Hero My Brothers and Sisters! Help this Ummah! And Get The Jannah!

Udah tau kan apa masalah yang sekarang dihadapi negeri ini? Kita gak bisa kita tinggal diam. Apa kita mau penjajahan ini berkelanjutan sampai anak cucu? Tegak kah kita melihat bangsa sendiri dijajah asing? Kalau kita tidak bergerak sekarang, anak cucu kita di masa depan bisa jadi mengalami tragedi yang lebih parah lagi. Kita ni ibarat punya rumah sendiri, tanah kita, surat tanah surat tanah kita. Tapi yang kuasai orang, eh malah kita ditagih uang sewa. Makanya kita mesti berubah, kita mesti bersatu, bergerak, tegakkan Ideologi Islam! Jadilah pahlawan untuk umat ini dan jadilah kebanggan ayah ibumu! [] r'syah

"Orang yg mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yg besar, dihiasi dgn perhiasan iman, dikawinkan dgn bidadari & dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya." (HR. ibnumajah)

#YukNgaji | Fahami Islam, Dakwahkan Islam



http://www.mediafire.com/download/4a9z6ddeln4wea7/Indonesia_Merdeka.cdr


< >

Tidak ada komentar: